Monday, 16 March 2015

Kopinya, Bukan Cangkirnya


Hidup akan lebih indah jika kita bisa menikmati. Sudah terlalu banyak hal yang telah membuat kita lupa untuk menikmati hidup yang sederhana. Mungkin sedikit cerita kecil ini akan membuat Anda sadar betapa indahnya hidup jika kita bisa menikmatinya.

Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stress dipekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis – dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah - dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami"."Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi.”

Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan,uang dan jabatan Anda adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita. Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya.

Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan Anda. Jika pekerjaan Anda membatasi diri Anda dan mengendalikan hidup Anda, Anda menjadi rapuh akibat perubahan keadaan. Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat rencana kesuksesan hidup Anda selain dari pekerjaan.

Thursday, 12 March 2015

Sekolah Tidak Menjamin Sukses



Sekolah tinggi belum tentu menjamin kesuksesan. Itu sebabnya lebih banyak orang di negara kita ini, Indonesia, menjadi pengangguran terpelajar (jujur saya sedikit tertawa dengan kata itu) karena hanya bergantung pada sebuah kertas yang bertuliskan ijazah.

Sebenarnya sekolah adalah sebuah  tempat untuk belajar dasar-dasar teori sebuah mata pelajaran dan sedikit praktek, sedangkan yang disebut pendidikan adalah teori pelajaran apa yang tersisa setelah Anda lepas dari sekolah.  Dan faktanya, masih banyak dari kita yang asal-asalan lulus sekolah tanpa memperdulikan ilmu atau pelajaran apa yang pernah ia dapatkan ditempat yang namanya sekolah. Tidak dipungkiri juga ini adalah salah satu penyebab mengapa sekolah tidaklah menjamin suksesnya seseorang, bahkan juga akan menjadi seorang pengangguran.
Mungkin di antara kita ada yang tidak sependapat dengan saya, tapi inilah realita yang terjadi. Sekolah tidak menjamin kesuksesan, namun sukses bermula dari pikiran Anda. Sukses adalah kondisi pikiran Anda. Bila Anda menginginkan sukses, maka Anda harus mulai berpikir bahwa Anda sukses, dan mengisi penuh pikiran Anda dengan kesuksesan, bukan bergantung pada gelar atau ijazah yang Anda miliki.

Semua orang berkesempatan untuk sukses, bahkan untuk yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Yang dibutuhkan adalah pelajaran diluar sekolah dan juga kerja keras untuk membangun kesuksesan itu. Tidak ada yang bisa mengganti kerja keras, sekalipun itu adalah kejeniusan dan bakat. Orang yang sukses memiliki rutinitas melakukan hal yang tak senang dilakukan oleh orang malas. Orang sukses itu sendiri sebenarnya juga tidak senang melakukannya, tetapi ketidaksukaan mereka dapat ditaklukkan oleh kemampuan dan tujuan mereka yang sangat kuat. ukuran kesuksesan Anda ditentukan oleh ukuran keberanian Anda. Semakin Anda berani, semakin besar kemungkinan Anda untuk sukses. Perhatikanlah, orang berpendidikan yang tinggi sekalipun tidak akan pernah menemui kesuksesan karena ketergantungannya terhadap gelar atau ijazahnya.

Sekolah tidak menjamin kesuksesan Anda, bukan berarti Anda harus menganggap sekolah adalah suatu hal tidak penting. Hanya saja pelajaran bukan hanya ada disekolah, tetapi juga apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari kita. Dan untuk sukses, semua haruslah seimbang, tidak hanya berlandaskan pelajaran yang ada disekolah.

Pendidikan adalah satu-satunya yang tersisa ketika seseorang sudah lupa apa yang telah ia pelajari di sekolah! -Albert Einstein-

Wednesday, 11 March 2015

Pidato Soekarno Bhineka Tunggal Ika



Siapa yang tidak kenal dengan presiden Indonesia yang pertama ini, Soekarno, atau yang lebih akrab dipanggil Bung Karno adalah seorang pahlawan sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia. Soekarno dikenal karena wibawa dan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia. Soekarno juga dikenal sebagai orator ulung yang mampu mempengaruhi dan mengobarkan semangat rakyat melalui pidatonya yang berapi-api. Hingga saat ini telah banyak pidato, baik teks, dokumentasi maupun rekaman video dari Bung Karno yang sangat terkenal hingga saat ini, salah satunya saat beliau berpidato tentang pentingnya Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai semen batin untuk menyatukan seluruh bangsa Indonesia.

“Kehidupan suatu bangsa, sebagaimana kehidupan manusia, selalu mengenal dua alam. Alam batin dan alam zahir, alam spiritual dan alam materil. Soal memelihara kesatuan bangsapun, politis dan ekonomis, mengenal dua alam ini.

Kita harus memberi alat-alat perekat batin dan alat-alat perekat zahir kepada bangsa Indonesia supaya kesatuannya makin sempurna. Alat perekat batin amat perlu. Kesatuan suatu bangsa hanyalah dapat hidup benar-benar, jika didasarkan atas suatu dasar yg lebih luas daripada bangsa itu sendiri. Dasar yg lebih luas itu ialah dasarnya batin, dasarnya jiwa.

Alat perekat batin yg utama bagi bangsa Indonesia ialah Pancasila. Ingat, kita ini bukan dari satu suku bangsa, bukan dari satu adat istiadat.

Ingat, kita ini bukan dari satu agama. Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu, demikianlah tertulis di lambang negara kita.Ingat, kita ini "bhineka", kita ini berbeda-beda. Dan untuk mempersatukan bangsa yang banyaknya 80 juta jiwa yang berbeda-beda itu diperlukan satu "semen batin" yang dapat menyemen seluruh bangsa Indonesia yang beraneka warna itu, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Numodale, adalah Pancasila.

Aku telah datang ke daerah-daerah Islam, aku juga mengunjungi daerah-daerah luas yang rakyatnya Katolik dan Kristen. Aku sering berada di tengah rakyat kita yang beragama Siwa dan Budha. Aku sering didatangi utusan dari suku Dayak.

Dari apa yg kudengar dan kulihat itu semua, satu-satunya Dasar Negara yg dapat mempersatukan bangsa kita yg beraneka suku dan beraneka agama itu ialah dasar Pancasila.

Sampai-sampai saudara suku Irian yang dengan manaikin perahu sederhana menjumpai aku di dusun kecil Weda di pantai Halmahera (Maluku Utara), membawa pernyataan yg berbunyi: "Kami ingin lekas masuk ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia, dan kami hanya mau masuk, kalau Republik Indonesia tetap berdasarkan Pancasila".”


Pancasila, kecuali suatu Weltanschauung adalah alat pemersatu. Dan siapa tidak mengerti perlunya persatuan dan siapa tidak mengerti bahwa kita hanya dapat merdeka dan berdiri tegak merdeka jikalau kita bersatu, siapa yang tidak mengerti itu, tidak akan mengerti arti Pancasila. -Soekarno-



Saturday, 7 March 2015

Bodoh Bisa Sukses

Bodoh bukanlah salah satu alasan untuk tidak bisa menjadi sukses dimasa depan. Menjadi orang bodoh yang suka dihina dan dipandang sebelah mata juga bukanlah hal mengerikan untuk kita terima. Terkadang orang bodoh menyimpan banyak misteri dalam kehidupannya. Sudah banyak bukti nyata yang menunjukkan tokoh terkenal didunia juga pernah di anggap bodoh.

Albert Einstein
-Imajinasi lebih penting dari pengetahuan. Pengetahuan itu terbatas, sedangkan imajinasi meliputi seluruh dunia, merangsang kemajuan, melahirkan evolusi.-

Albert Einstein adalah ilmuan jenius penemu teori relativitasnya yang sangat terkenal. Albert Einsten ketika masih kecil di anggap bodoh dan mengalami Disleksia (sejenis gangguan belajar), yang menyebabkan Einstein mempunyai masalah dengan membaca dan pemahaman terhadap bahasa tulisan. Tetapi semua itu berubah ketika Einstein mendapat hadiah ulang tahun berupa sebuah kompas dari ayahnya. Dari kompas itu Einstein sadar bahwa ada ruang kosong yang membuat jarum didalamnya berekasi.

Thomas Alva Edison
-Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % usaha. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras-

Anak yang pernah di anggap bodoh dan selalu mendapat nilai buruk disekolahnya, bisa menjadi seorang penemu yang berpengaruh didunia. Semua itu dimulai sejak Edison harus diberhentikan dari sekolah karena nilai-nilainya yang buruk. Setelah diberhentikan dari sekolah, Thomas kecil di didik oleh ibunya sendiri dan lebih leluasa membaca buku ilmiah dewasa dengan berbagai percobaannya. Karena usaha dan kerja kerasnya, Thomas kini menjadi penemu hebat didunia. Salah satu temuannya adalah bola lampu yang telah mengubah dunia.

Ibnu Hajar Al-Asqolani
-Batu bisa berlubang karena terus ditetesi air, apalagi kepala yang tidak sekeras batu jika ditetesi ilmu-

Tokoh islam yang satu ini adalah seorang anak yatim. Ketika masih kecil, Ibnu Hajar dikenal sebagai anak yang rajin tetapi bodoh dan selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Pada masa itu Ibnu Hajar mulai putus asa dan memutuskan untuk berhenti dari sekolah agamanya. Tetapi ditengah perjalanannya pulang, hujan mulai turun dengan lebat dan memaksa Ibnu Hajar untuk berteduh disebuah gua. Ketika didalam gua Ibnu Hajar kecil memperhatikan batu yang berlubang karena tetesan air, dari situ Ibnu Hajar bisa menyimpulkan bahwa batu saja bisa berlubang hanya karena terus ditetesi air, apalagi kepala saya yang tidak sekeras batu. Sejak saat itu semuanya berubah, Ibnu Hajar lalu kembali lagi kesekolah agamanya dan memutuskan untuk belajar kembali. Karena semangatnya, Ibnu Hajar menjadi seorang ulama besar yang telah menuliskan 270 lebih kitab yang menjadi sandaran para ulama dimasa sekarang.


Terkadang kita yang bodoh dan di anggap bodoh bisa merubah kehidupan kita menjadi orang yang super jenius. Dan bahkan mungkin bisa menjadi salah satu orang yang berpengaruh didunia. Yang dibutuhkan hanya kerja keras dan sikap rendah diri.